Yang Harus Dosen Hindari Supaya Lulus Sertifikasi
Sebelumnya Dewangga Publishing sudah membahas Tips Lolos Serifikasi Dosen, sekarang kita akan merangkum apa saja yang dosen harus hindari supaya lulus sertifikasi. Mungkin ada persamaan dengan artikel sebelumnya, namu artikel ini lebih berfokus pada pantangan-pantangannya. Karena sukses itu bukan hanya menjalankan kiat-kiat melainkan juga harus menjahui larangan atau pantangan.
Membaca serangkaian tips untuk mendapatkan sertifikasi dosen secara rutin merupakan praktik umum bagi para pendidik yang tengah mempersiapkan diri menghadapi proses sertifikasi. Sertifikasi dosen menjadi satu aspek yang memerlukan upaya maksimal dari setiap individu di dunia pendidikan ini. Keberhasilan memperolehnya menandakan status seorang dosen sebagai profesional yang memenuhi standar tertentu.
Namun, kepemilikan sertifikasi dosen tidak hanya berdampak pada tingkat personal bagi dosen yang bersangkutan. Dalam kenyataannya, sertifikasi ini juga membawa manfaat besar bagi institusi atau perguruan tinggi di mana dosen tersebut berdedikasi sebagai pengajar. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi setiap perguruan tinggi untuk mendorong seluruh staf pengajar mereka agar mengupayakan sertifikasi dosen. Hal ini dilakukan guna menjaga kualitas dan standar pendidikan yang tinggi.
Langkah-Langkah Mendapat Sertifikasi
Sebelum membahas hal-hal yang harus dosen hindari suapay lulus sertifikasi Dewangga bagi dulu tahapan-tahapan sertifikasi dosen. Proses tahapan ini menunjukkan bahwa meraih sertifikasi dosen tidak dapat ditempuh begitu saja, melainkan melalui serangkaian langkah yang perlu dijalani. Setiap tahap mencerminkan sejauh mana keterlibatan dan dedikasi seorang dosen dalam menjalankan tugasnya. Terdapat tiga tahap utama yang krusial untuk dapat melewati proses sertifikasi dosen tanpa hambatan, yaitu:
Pemenuhan Syarat-Syarat Sertifikasi
Langkah awal dalam meraih sertifikasi dosen adalah memenuhi semua persyaratan. Pihak perguruan tinggi dan instansi terkait melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa dosen tersebut telah memenuhi standar kualifikasi apa belum.
Setiap dosen memiliki waktu yang cukup untuk memenuhi berbagai persyaratan sertifikasi. Harapannya agar setiap dosen dapat secara berkala berkomunikasi dengan pihak kampus guna mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan persyaratan tersebut, seperti mendapatkan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) melalui bantuan kampus.
Selain bermanfaat bagi dosen secara pribadi, sertifikasi dosen juga memberikan dampak positif yang besar bagi kampus atau perguruan tinggi. Salah satunya adalah peningkatan nilai akreditasi, yang dapat menjadi daya tarik bagi mahasiswa baru yang ingin bergabung.
Memiliki Kompetensi Dosen
Langkah berikutnya adalah memastikan bahwa dosen telah memenuhi kewajiban untuk menguasai kompetensi mengajar. Kemampuan mengajar menjadi fokus utama, dan ujian kompetensi ini penting agar dosen yang mendapat sertifikasi adalah dosen yang benar-benar kompeten. Dengan memastikan kemampuan menjalankan tugas-tugas sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sertifikasi dapat mencerminkan kualitas dan kontribusi dosen di lingkungan akademis.
Melakukan Kontribusi Dosen
Selanjutnya, pastikan dosen telah memberikan kontribusi yang signifikan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kontribusi ini melibatkan kegiatan mengajar, meneliti, dan berkontribusi pada masyarakat sejak awal karir sebagai dosen. Angka kredit, laporan penelitian, dan publikasi menjadi bukti konkret dari kontribusi dosen yang seharusnya dapat tercermin dalam proses sertifikasi.
Hal-Hal yang Harus Dosen Hindari dalam Proses Sertifikasi
Jangan Sampai Tidak Mengikuti TOEFL, TPA, dan atau TOEP
Pertama, ikuti ujian TOEFL sebagai persyaratan sertifikasi dosen. Lakukan persiapan dengan baik dan ikuti ujian sesuai jadwal. Dosen dengan kemampuan bahasa Inggris standar sebaiknya berlatih terlebih dahulu. Selain TOEFL, beberapa dosen juga mengambil ujian TPA dan TOEP sebagai langkah pencegahan. Pilih lembaga terpercaya untuk mengikuti pelatihan kemampuan bahasa Inggris, hal ini akan menambah nilai ketika proses sertifikasi.
Jangan Lupa Menyiapkan Data dan Berkas untuk Upload Portofolio
Untuk hal-hal yang harus dosen hindari supaya lulus sertifikasi yang kedua, jangan lupa dokumen administratif. Seperti hasil tes TOEFL, TPA, dan NIDN dosen, dalam format digital (PDF atau JPEG) sesuai ketentuan. Pastikan untuk mengunggah dokumen sesuai persyaratan dan cek hasil unggahannya satu per satu. Hal ini penting untuk menghindari masalah jaringan internet yang dapat menyebabkan dokumen terunggah tidak jelas atau sulit terbaca. Selalu periksa kualitas unggahan dokumen untuk meminimalkan risiko kesalahan administratif.
Tidak Ikut Mempublikasikan Jurnal Ilmiyah Adalah Hal yang Harus Dosen Hindari
Untuk lulus sertifikasi dosen harus disiplin dalam mempublikasikan jurnal ilmiah. Publikasi ini mencakup jurnal lokal, nasional, dan internasional, yang menjadi syarat utama untuk mengikuti sertifikasi dosen tanpa hambatan. Walaupun proses publikasi memerlukan waktu yang lama, penting untuk mencatat bahwa tidak hanya publikasi yang diharapkan, tetapi juga kualitasnya. Pastikan jurnal ilmiah masuk ke database terakreditasi dan bereputasi, terutama di jurnal internasional. Dengan aktif melakukan penelitian, menulis, dan segera mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal terkemuka, dapat mencegah risiko terlibat dengan jurnal predator yang dapat menghambat proses sertifikasi dosen.
Hindari Deskripsi yang Tidak Teratur
Saat mengikuti sertifikasi dosen, wajib untuk mengunggah dokumen berisi deskripsi diri. Ini seperti esai yang menjelaskan seperti apa diri seseorang, termasuk latar belakang keputusan menjadi dosen dan alasan mengikuti sertifikasi tanpa kendala. Melalui deskripsi diri ini, pihak yang melakukan uji sertifikasi dapat menilai kepribadian dosen dan menentukan apakah dosen tersebut layak untuk mendapatkan sertifikasi profesional atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk menyusun deskripsi diri dengan baik agar memenuhi standar yang berlaku.
Terakhir: Hal yang Harus Dosen Hindari adalah Berhenti Belajar
Sebelum mengikuti uji sertifikasi dosen, disarankan bagi dosen untuk memulai persiapan jauh-jauh hari. Lakukan latihan dengan mengerjakan berbagai jenis soal dan rajin bertanya kepada para senior atau teman sejawat. Manfaatkan jaringan pertemanan di kalangan dosen untuk memperoleh informasi lebih banyak guna mempersiapkan diri mengikuti sertifikasi dosen tanpa hambatan. Bertanya pada teman dekat dan dosen yang akrab dapat memberikan saran dan masukan yang konkret serta komprehensif.
Okay itulah rangkuman hal-hal yang harus dosen hindari supaya lulus sertifikasi. Perlu anda tekankan lagi bahwa sertifikasi dosen bukan hanya kenaikan jabatan saja melainkan bukti kalau anda adalah doesn yang berkompeten. Untuk para penyelenggara perguruan tinggi harus mendorong dan memfasilitasi semua dosennya untuk bisa ikut ujian sertifikasi. Seperti yang kita tahu bahwa sertifikasi dosen tidah hanya menambah nilai dosen saja, tetapi juga meningkatkan kredibilitas perguruan tinggi tersebut.